Jumat, 12 Juni 2009

Garuda Di Dadaku


Sutradara : Ifa Arfansyah
Pemain : Emir Mahira, Aldo Tansani, Marsha Aruan, Ikranegara, Maudy Koesdaedi, Ramzi, Ari Sihasale
Penilis Naskah : Salman Aristo

"Garuda di dada ku, Garuda Kebangsaanku, Kuyakin hari ini pasti menang......"

Bayu (Emir Mahara) adalah bocah yang keranjingan sepak bola. Bayu yang duduk di kelas 6 sd ini bermimpi untuk menjadi pemain bola professional. Setiap hari Bayu berlatih di lapangan bulutangkis di dekat rumahnya.
Berlatih bola buat Bayu, perlu perjuangan khusus. Untuk sampai di lapangan dia harus lompat dari jendela kamarnya. Atau dia memberikan seribu satu alasan untuk meyakinkan kakek Usman (Ikranegara) untuk memberikannya izin keluar rumah. Kalau sudah begitu, Bayu mengandalkan seorang fans Arsenal, Heri (Aldo Tansani) yang notabene kawannya untuk bersekongkol. Ikut serta Bang Duloh (Ramzi), supirnya Heri yang kocak.
Lalu kenapa kakek Usman melarang Bayu bermain sepak bola? Ternyata Kakek Usman punya kenangan yang menyedihkan. Ayah Bayu yang memilih menjadi pemain sepak bola professional dianggap gagal. Apalagi Ayah Bayu sudah meninggal. Jadilah Bayu dibawah kendali Kakek Usman. Bayu di sibukkan dengan berbagai les, mulai dari les lukis, sampai les musik. Tujuannya cuma satu, yaitu membuat Bayu lupa sama sepak bola.
Tapi nasib berkata lain. Bayu malahan mendapat beasiswa masuk sekolah sepak bola. Tidak tanggung-tanggung sebuah talent scout dari sekolah SSI Arsenalyang menawarkannya. Jelas saja, ini di sambut baik oleh Bayu. Heri terutama, bocah berkacamata ini langsung menysun rencana supaya Bayu bisa bergabung.
Apalagi dia dapat kesempatan buat seleksi masuk tim nasional U-13. Dengan catatan Bayu harus meningkatkan kemampuannya, mengejar calon calon lainnya yang sudah mauk sekolah sepak bola sungguhan. Bertenulah mereka dengan Zahra (Marsha Aruan), anak penjaga pemakaman umum yang memberikan lahan pemekaman untuk berlatih sepak bola.
Kakek Usman mulai mencium kebohongan yang dibuat Bayu. Tepat saat Bayu diumumkan seleksi Tim Nasional. Nah, bagaiman kisah selanjutnya? silahkan nonton sendiri di bioskop terdekat, karena ini adalah salah satu film yang sangat bagus untuk di tonton bersama keluarga.

The Fact Behind The Scene

-Cerita ini berangkat dari cinta Salman Aristo, sang penulis skenario terhadap sepak bola sedari kecil
-Penulis Skenario adalah fans the Gunners, Arsenal. Sedangakan sutradaranya, Ifa Isfnsyah adalah fans The Red's, Liverpool.
-Netral ikut menyanyikan lagu di film ini yang berjudukl sama dengan filmnya Garuda di dadaku.
-Salah satu alasan Salman Aristo menulis naskah film ini adalah, tim indonesi umur 12 tahun sukses manghajar Belanda, Jerman dan negara lainnya di kompetisi internasional. Dan tentunya, Lagu Garuda di dadaku dinyanyikan suporter Tim Nasional di Stadion.

0 komentar:

Posting Komentar

Video Minggu Ini

Buka Videonya